Jalan-jalan ke suatu tempat yang berbeda zona waktu cukup jauh selalu
punya efek tidak enak. Hal ini karena jam biologis tubuh berbeda dengan
waktu setempat. Repotnya, melawan kantuk gara-gara jet lag kadang butuh
waktu yang cukup lama untuk kembali normal. Berikut ini tiga langkah
yang saya rasa efektif mengatasi jet lag:
Atur jadwal tidur
Saya sangat terbantu jika
mengetahui zona waktu negara yang dikunjungi. Dengan begitu saya bisa
tahu jam berapa tiba di tujuan, berapa lama di perjalanan, sehingga bisa
beristirahat sebelum berangkat.
Ke London, misalnya. Penerbangan
biasanya transit terlebih dahulu di Abu Dhabi, menjelang tengah malam
dan harus menunggu sekitar tiga jam untuk melanjutkan penerbangan. Saat
mata mulai mengantuk, kita harus mengantre untuk masuk pesawat dan
terbang. Sementara penerbangan ke London juga tidak terlalu panjang.
Hanya sekitar tiga atau empat jam. Dan, tiba di London sekitar jam tujuh
pagi.
Jika sudah begitu, saya pun mengantisipasi untuk tidur
sekitar dua jam sebelum berangkat. Lalu, begitu berangkat dari Jakarta,
saya memaksakan diri langsung tidur di pesawat. Bablas sampai di Abu
Dhabi. Begitu tiba di Abu Dhabi, saya baru mengisi perut tanpa perlu
berkeliling bandara. Lebih baik duduk berselonjor sampai waktu masuk
pesawat kembali, saya bisa melanjutkan tidur.
Begitu juga saat
tiba di hotel, saya usahakan memejamkan mata barang satu-dua jam sebelum
beraktivitas. Dengan menyimpan waktu istirahat, biasanya rasa kantuk
yang sering melanda di waktu sore harinya bisa terbayarkan.
Waktu
tidur sore tentunya bukanlah hal yang biasa dilakukan sebelum
perjalanan. Untuk bisa cepat terlelap, beberapa hari sebelumnya, saya
biasanya membiasakan untuk tidur cepat. Yang biasanya tidur jam 10
malam, beberapa hari sebelumnya, saya percepat jadi jam 8 malam.
Atur jadwal makan
Mulai
beradaptasi urusan perut juga sangat membantu tubuh menyesuaikan dengan
perbedaan zona waktu dan mengurangi efek jet lag. Jika kita mengetahui
kalau kita akan tiba terlalu pagi atau terlalu malam, mulailah melatih
dengan menyesuaikan waktu makan (entah itu sarapan, makan siang dan
makan malam) beberapa hari sebelum keberangkatan.
Kalau
jalan-jalan ke Australia, saya tiba pada pagi hari. Meski badan dan mata
seharusnya masih terlelap dua jam lagi (mengikuti jam di Indonesia),
saya memilih tidak sarapan dan menyantap makan siang lebih awal,
mengikuti jam Sydney.
Dengan cara ini, kita mengurangi “gangguan”
saat kita beristirahat. Perut tiba-tiba lapar akibat perubahan zona
waktu saat sedang tidur atau beristirahat? Tentu tidak menyenangkan.
Selain
itu, kurangi minuman beralkohol saat di pesawat, minum banyak air putih
dan jika lapar, cobalah makan camilan seperti buah-buahan.
Bawa peralatan bantuan
Membawa
peralatan bantuan yang membuat waktu istirahat selama perjalanan juga
sangat membantu seperti bantal, kaos kaki, penutup mata dan earplug atau
headphones. Mata yang lelah akan sangat sensitif dengan sinar lampu.
Dengan tidur menggunakan penutup mata, mata pun tidak terekspos dengan
lampu. Dan ini sangat membantu kita untuk bisa cepat pulas saat tidur.
Untuk
earplug, kita bisa meminta pada pramugari jika terbang dengan maskapai
biasa (bukan maskapai murah). Atau kalau ingin yang fungsional
sekaligus, bisa membawa headphones. Kalau ingin benar-benar nyaman,
bawalah headphones yang mempunyai fitur mengurangi kebisingan.
SUMBER : http://id.berita.yahoo.com/
No comments:
Post a Comment